Banyuwangi,(bisnissurabaya.com) – KULINER menjadi salah satu khasanah budaya Banyuwangi. Untuk memikat wisatawan, salah satunya dengan kuliner. Terbaru, sensasi beda ditawarkan Waroeng “Kemarang” di areal rumah adat Using terbesar di Jalan Perkebunan Kalibendo, KM 5, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.
Tak hanya kulinernya yang beragam, di tempat ini pemandangannya memikat, sangat indah. Selain kemegahan rumah adat Using yang sangat besar, hamparan persawahan hijau terlihat asri. Belum lagi puluhan gazebo lesehan dan pondok bernuansa etnik Using. Berjajar rapi di pinggiran persawahan, menjadi pelengkap Waroeng Kemarang. Suasananya sangat tepat dipakai menyantap kuliner bersama keluarga.
Owner Waroeng Kemarang, Wowok Merianto mengatakan menu yang disajikan di Waroeng Kemarang 100 persen khas Banyuwangi. Dikerjakan oleh masyarakat Using sendiri. Termasuk, beberapa perabot yang digunakan, mulai dari cangkir dan semua properti hasil karya kerajinan masyarakat Banyuwangi.
“Kami sengaja menyuguhkan sajian yang beda dari yang lain. Semua menu khas Banyuwangi, yang bekerja orang Banyuwangi, dan kesenian live yang kami tampilkan juga warga sekitar sini. Semua mengusung konsep serba nuansa etnik Using Banyuwangi,” kata pria yang piawai memainkan berbagai alat musik modern dan tradisional ini kepada Bisnis Banyuwangi, pekan lalu.
Dijelaskan, konsep rumah Using yang dibangun sengaja dibuat besar. Sehingga, terkesan unik. Lokasinya di tepi persawahan, sehingga memberikan suasana segar. Pihaknya, kata Wowok, tidak sekadar berorientasi pada bisnis, melainkan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Terbukti, lebih dari 20 karyawan berasal dari warga setempat. Yang unik, sehari-harinya, seluruhnya menggunakan dialog bahasa Using. Meski begitu, mereka harus bisa berbahasa asing ketika melayani tamu dari luar negeri.
Tidak hanya konsep bangunan dan karyawan yang asli Using Banyuwangi, menu kuliner yang disajikan di Waroeng Kemarang asli racikan masyarakat setempat. Seperti sego tempong, pecel pitik, ayam kampong, rujak soto, uyah asem, sego cawuk dan lainnya. Bahkan, di Waroeng Kemarang juga menyediakan jajanan tradisional yang mulai langka
Di pasaran. Seperti kucur, serabi gula aren, dan kuliner tradisional yang menjadi ciri khas Waroeng Kemarang Tamansuruh.
Harga di Waroeng Kemarang relatif murah dibandingkan dengan resto-resto lain yang sekelas. Misalnya, harga segelas kopi hanya Rp 3000. Sego tempong (nasi, sayuran, sambal) hanya Rp 5000. Sehingga, sangat terjangkau. Namun, kualitas makanannya tak murahan.
Ditambah lagi, suasananya yang memikat. Sembari menyantap kuliner, pengunjung bisa berselfie dengan latar belakang persawahan dan rumah adat Using. Istimewanya lagi, Waroeng Kemarang menampilkan kesenian Paju Gandrung
setiap Sabtu malam. Khusus hari biasa, Waroeng Kemarang menampilkan beragam musik etnik Banyuwangi. Mulai gamelan, angklung, kuntulan, jaranan dan lainnya secara langsung. (wid)